Lean vs Fatty Steak: Which One is Better?
Ah, steak. That glorious slab of sizzling satisfaction, the jewel of the grill, the reason some of us own cast iron pans. But once you’ve decided it’s a steak night (a decision we wholeheartedly support), the next dilemma arises. Do you want it lean or fatty?
Some swear by lean cuts– clean, protein-rich, and great for that “new me” lifestyle. Others? They’ll take their ribeye marbled, juicy, and unapologetically indulgent. So which is actually better? Let’s chew on that.
Table of Contents
ToggleWhat Is Lean Steak?
Lean steaks are cuts that contain less fat (particularly saturated fat) and more protein per gram. They’re often the go-to for gym-goers, calorie-counters, or anyone trying to keep things on the lighter side.
Common lean cuts include:
- Sirloin
- Filet mignon (aka tenderloin)
- Top round
- Flank steak
- Strip steak (select-grade or trimmed)
Why choose lean?
- Lower in calories: Less fat = fewer calories.
- High in protein: Excellent for muscle-building and staying full.
- Heart-friendly: Lower in saturated fat, which is linked to heart health when consumed in moderation.
- Ideal for quick, clean cooking: Grilled sirloin with a side of veggies? Yes, chef.
The downside? Lean cuts can be, well, a little too lean. Without fat, you risk dryness if overcooked—and let’s be honest, no one dreams of chewing through a steak like it’s an old boot.
What Is Fatty Steak?
Now we’re entering flavour territory. Fatty cuts are marbled with intramuscular fat that melts during cooking, bathing the meat in glorious flavour and tenderness.
Notable fatty cuts:
- Ribeye
- Chuck eye
- Skirt steak (especially the outside skirt)
- Denver steak
- Picanha
- Porterhouse (strip side)
- Ribeye cap (spinalis dorsi—thank us later)
Why choose fatty?
- Unbeatable flavour: Fat is flavour, full stop.
- Tender and juicy: The marbling keeps things moist.
- Perfect for slow-cooking or roasting: Fat breaks down slowly, enriching the entire dish.
- Restaurant-quality indulgence: It’s what your favourite steakhouse is likely serving.
Of course, it comes at a cost– more calories, more saturated fat, and often a bit more cash. But for steak night? Worth every buttery bite.
So… which is better? Well, it depends on the frequencies. If you’re eating steak five nights a week (bless your heart and your cholesterol), lean cuts may be your friend. They’re cleaner, lighter, and kinder on the waistline.
But for the experience– a celebration, date night, or simply because you deserve it, fatty steaks offer a texture and taste that can’t be replicated. Just remember that variety is the spice of life. Have your grilled sirloin one day, and your marbled ribeye the next.
Can’t Decide? Try Them All at Lawry’s
If you’re craving steak in Jakarta and want to explore the full spectrum of carnivorous delight, Lawry’s The Prime Rib Jakarta is your one-stop shop. As one of the top destinations for fine dining in Jakarta, Lawry’s serves both lean and indulgent cuts, each prepared to perfection.
Fancy something rich? Go for the Diamond Jim Brady Cut (a glorious 650g of bone-in prime rib), or the Beef Bowl Double Cut if you’re feeling heroic. Prefer to keep it light? The Jakarta’s Cut (170g) gives you the prime rib experience without needing a nap afterward.
With a menu that balances indulgence and elegance, you can browse Lawry’s menu to find your perfect match lean or fatty. And yes, there’s Mac & Cheese if you’re really going all in.
The debate between lean and fatty steak isn’t about right or wrong, it’s about mood, moment, and taste. So the next time you’re wondering which to pick, why not try both at Lawry’s The Prime Rib Jakarta? With seating for up to 200 and an easy booking option, it’s the perfect place to put this debate to rest!
Steak Lean vs Berlemak: Mana yang Lebih Enak?
Ah, steak. Potongan daging yang menggoda, yang mengeluarkan aroma asap yang bikin ngiler. Tapi setelah mantap memutuskan malam ini adalah “malam steak” (keputusan yang tentu saja kami dukung sepenuh hati), muncul dilema berikutnya: mau yang lean atau yang berlemak?
Sebagian orang bersumpah setia pada steak lean, lebih bersih, tinggi protein, dan cocok untuk gaya hidup “new year, new me”. Tapi ada juga yang tak bisa move on dari ribeye yang juicy, penuh marbling, dan kaya rasa. Jadi, yang mana sebenarnya lebih baik? Yuk kita bahas satu-satu.
Apa Itu Steak Lean?
Steak lean adalah potongan daging yang rendah lemak (khususnya lemak jenuh) dan mengandung lebih banyak protein per gram. Biasanya jadi favorit bagi para gym-goers, orang yang sedang diet kalori, atau siapa pun yang ingin makan enak tapi tetap ringan.
Contoh potongan steak lean:
- Sirloin
- Filet mignon (alias tenderloin)
- Top round
- Flank steak
- Strip steak (yang sudah dipangkas lemaknya)
Kenapa pilih yang lean?
- Lebih rendah kalori: Kurang lemak = lebih sedikit kalori
- Tinggi protein: Cocok buat yang lagi bangun massa otot
- Ramah jantung: Kandungan lemak jenuh lebih rendah
- Cepat dan simpel saat dimasak: Sirloin panggang dengan sayur kukus? Yes, chef.
Tapi, ada kekurangannya juga. Steak lean kadang bisa jadi… terlalu lean. Kalau kematangan sedikit saja lewat, hasilnya bisa kering dan keras. Dan jujur aja, ngunyah steak kayak sepatu bekas bukan pengalaman yang diidamkan siapa pun.
Apa Itu Steak Berlemak?
Nah, sekarang kita masuk ke wilayah penuh rasa. Steak berlemak punya marbling alias lemak intramuskular yang meleleh saat dimasak, membuat daging jadi juicy dan empuk banget.
Contoh potongan steak berlemak:
- Ribeye
- Chuck eye
- Skirt steak (terutama bagian luar)
- Denver steak
- Picanha
- Porterhouse (bagian stripnya)
- Ribeye cap (spinalis dorsi—silakan googling, dan terima kasih nanti)
Kenapa pilih yang berlemak?
- Rasa tak terkalahkan: Lemak = rasa, titik.
- Juicy dan empuk: Marbling bikin daging tetap lembut.
- Cocok untuk slow-cooking: Lemak meleleh perlahan, menyatu dengan rasa daging.
- Sensasi restoran bintang lima: Ini yang bikin steakhouse jadi tempat favorit.
Tentu saja, konsekuensinya: lebih banyak kalori, lemak jenuh, dan kadang harga sedikit lebih tinggi. Tapi buat malam steak? Worth it tiap gigitan buttery-nya.
Jadi, Mana yang Lebih Baik?
Jawabannya tergantung kebutuhan dan momen. Kalau kamu makan steak hampir setiap malam (selamat ya buat kolesterol kamu), potongan lean bisa jadi sahabat baik. Lebih ringan, bersih, dan bersahabat untuk pinggang.
Tapi kalau lagi mau makan dengan perasaan spesial, buat ngerayain sesuatu, kencan romantis, atau cuma karena kamu merasa pantas, steak berlemak punya rasa dan tekstur yang sulit dikalahkan.
Yang penting, ingat: hidup butuh variasi. Hari ini sirloin panggang, besok ribeye marbled. Hidup seimbang, lidah bahagia.
Masih Bingung Pilih? Coba Semua di Lawry’s Aja
Kalau kamu lagi ngidam steak di Jakarta dan pengen eksplor rasa daging seutuhnya, Lawry’s The Prime Rib Jakarta adalah tempat yang wajib dikunjungi. Sebagai salah satu destinasi fine dining Jakarta, Lawry’s menyajikan potongan steak lean maupun berlemak yang dimasak dengan presisi dan cinta.
Pengen yang kaya rasa? Pilih aja Diamond Jim Brady Cut (650g, bone-in prime rib yang menggoda), atau Beef Bowl Double Cut buat yang siap tantangan. Lagi jaga pola makan? Jakarta’s Cut (170g) tetap kasih pengalaman prime rib tanpa bikin kamu ngantuk setelah makan.
Dengan menu Lawry’s yang seimbang antara indulgent dan elegan, kamu bisa cari potongan yang paling cocok buat selera kamu, lean atau berlemak. Dan iya, ada juga Mac & Cheese kalau kamu mau sekalian all-out.
Perdebatan antara steak lean dan berlemak bukan soal benar atau salah, tapi soal suasana hati, momen, dan selera. Jadi lain kali kamu bingung mau pilih yang mana, kenapa nggak coba dua-duanya aja di Lawry’s The Prime Rib Jakarta?
Dengan kapasitas sampai 200 orang dan opsi reservasi online yang gampang, ini tempat yang pas banget buat menyelesaikan perdebatan abadi soal steak, sekalian makan enak!
Reserve Table
Lawry’s Restaurants is the perfect place to begin your venue search for any occasion.